Banjir kembali melanda Jakarta dan sejumlah wilayah di Indonesia setelah beberapa hari diguyur hujan deras. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik kendaraan, terutama mobil listrik. Pertanyaan utama yang muncul adalah: amankah mobil listrik dikendarai saat banjir?
Ketakutan tersebut beralasan. Mobil listrik memiliki baterai bertegangan tinggi yang umumnya terletak di bagian bawah mobil, dekat lantai, menjadikannya titik terendah dan paling rentan terhadap genangan air. Namun, baterai mobil listrik modern dirancang dengan sistem keamanan yang mumpuni.
Produsen mobil listrik umumnya menerapkan standar Ingress Protection (IP) pada baterai. Standar ini menentukan tingkat ketahanan terhadap debu dan air. Misalnya, Neta V memiliki rating IP68, yang berarti baterai tahan debu dan dapat terendam air hingga kedalaman 1,5 meter selama maksimal 30 menit. Namun, ini bukan jaminan mutlak.
Keamanan Mobil Listrik Saat Banjir: Faktor-Faktor Penting
Meskipun memiliki rating IP tinggi, tidak bijaksana untuk menganggap mobil listrik sepenuhnya kebal terhadap banjir. Rekomendasi umum dari pabrikan, sama seperti mobil konvensional, adalah hindari menerjang banjir yang ketinggian airnya melebihi roda.
Jika air melewati roda, risiko kerusakan bukan hanya pada baterai. Air dapat masuk ke dalam kabin, merusak interior, dan komponen elektronik lainnya. Meskipun baterai mungkin tetap aman, kerusakan pada komponen lain bisa mengakibatkan biaya perbaikan yang mahal.
Wuling Indonesia, misalnya, menjelaskan bahwa komponen vital mobil listrik mereka, termasuk baterai, dilindungi oleh segel kedap air. Mereka juga menyatakan bahwa pengisian daya masih aman dilakukan saat hujan karena desain kepala charger dan soket listrik yang kedap air.
Pernyataan Pakar dan Rekomendasi
Januar Eka Sapta, Senior Manager After Sales Neta Indonesia, memberikan peringatan penting. Ia menyatakan bahwa kerusakan fisik pada pelindung baterai, seperti retak atau pecah, dapat menjadi celah masuknya air dan merusak baterai. “Iya itu makanya riskan. Tapi kalau bicara (kemasan baterai) pecah kan faktor ekstrem, kalau penyok, lecet tidak ada masalah (melintasi banjir),” ujarnya.
Januar juga menjamin bahwa jika baterai mati mendadak karena sistem keselamatan otomatis akibat terendam banjir, penumpang aman dari risiko tersengat listrik akibat korsleting. “Saat mati tidak menimbulkan korsleting, kecuali memang (kemasan) baterai itu ada kondisi luka, kan posisinya di bawah (lantai kabin). Baterainya sudah dilapisi material coating, kalau sudah luka, entah pecah atau apa itu lain cerita, itu bisa masuk air,” jelas Januar.
Langkah yang Harus Dilakukan Setelah Terendam Banjir
Jika mobil listrik Anda terpaksa menerjang banjir atau terendam, segera bawa kendaraan ke bengkel resmi atau bengkel terpercaya untuk dilakukan pengecekan menyeluruh. Jangan mencoba menyalakan mobil sebelum dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan harus mencakup kondisi baterai, sistem kelistrikan, dan komponen elektronik lainnya. Perbaikan dini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan memastikan keselamatan Anda saat berkendara.
Kesimpulannya, meskipun mobil listrik dirancang dengan sistem keamanan yang canggih, tetap bijak untuk menghindari menerjang banjir. Jika terpaksa harus melalui genangan air, pastikan ketinggian air tidak melebihi roda. Langkah pencegahan dan pemeriksaan berkala sangat penting untuk menjaga performa dan keamanan mobil listrik Anda.