Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim baru-baru ini melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Pertemuan tersebut menjadi sorotan karena membahas insiden penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 yang terjadi pada tahun 2014.
Anwar Ibrahim menyatakan bahwa Putin menyampaikan kesediaan Moskow untuk membantu penyelidikan, asalkan dilakukan oleh badan yang dianggap independen oleh Rusia. Pernyataan ini disampaikan Anwar berdasarkan keterangan dari kantor berita AFP pada 16 Mei 2025.
Putin Bantah Keengganan Bekerjasama
Anwar Ibrahim menekankan bahwa Putin membantah tuduhan keengganan untuk bekerja sama dalam penyelidikan kasus MH17. Namun, kerja sama tersebut, menurut Putin, hanya akan dilakukan dengan lembaga yang dinilai independen oleh Rusia.
Anwar menambahkan bahwa Putin menginginkan penyelidikan yang kredibel dan bersedia bekerja sama untuk mencapai hal tersebut. Hal ini menunjukkan adanya sedikit celah untuk kerja sama internasional dalam mengungkap tragedi MH17.
Tragedi MH17: Jatuhnya Boeing 777 di Ukraina
Insiden penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 terjadi pada 17 Juli 2014. Sebuah Boeing 777 ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia di atas wilayah Ukraina timur yang sedang dilanda perang.
Tragedi ini menewaskan seluruh 298 penumpang dan awak pesawat. Sebagian besar korban merupakan warga negara Belanda, namun terdapat pula korban dari Malaysia dan Australia.
Penerbangan MH17 merupakan penerbangan terjadwal antara Amsterdam dan Kuala Lumpur. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan memicu kecaman internasional.
Penyelidikan dan Kerjasama Internasional
Penyelidikan atas jatuhnya MH17 telah berlangsung selama bertahun-tahun. Berbagai pihak internasional telah terlibat dalam upaya mengungkap penyebab kecelakaan dan pihak yang bertanggung jawab.
Pernyataan Putin mengenai kesediaan bekerja sama dengan badan investigasi independen menimbulkan harapan baru bagi terungkapnya kebenaran di balik tragedi MH17. Namun, syarat independensi yang diajukan oleh Rusia tetap menjadi tantangan tersendiri.
Kejelasan mengenai kriteria independensi yang dimaksud oleh Rusia menjadi kunci penting untuk membuka jalan bagi investigasi yang lebih komprehensif dan objektif. Hal ini membutuhkan negosiasi lebih lanjut dan komitmen nyata dari semua pihak yang terlibat.
Pertemuan antara Anwar Ibrahim dan Putin membuka peluang baru untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi MH17. Namun, proses penyelidikan masih akan menghadapi tantangan kompleks yang memerlukan kerja sama internasional yang lebih kuat dan komitmen untuk mencapai keadilan bagi korban dan keluarga mereka.
Ke depannya, perlu adanya mekanisme yang jelas untuk memastikan investigasi dilakukan secara independen dan diterima oleh semua pihak. Hanya dengan demikian, keadilan dan kebenaran atas tragedi MH17 dapat terwujud.