Ban pecah merupakan kejadian berbahaya yang dapat terjadi sewaktu-waktu saat mengemudi. Kejadian ini dapat menyebabkan hilangnya kendali atas kendaraan, terutama pada kecepatan tinggi, dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan fatal. Hal ini dikaitkan dengan insiden kecelakaan yang menewaskan pesepakbola Liverpool, Diogo Jota, dan adiknya di Spanyol.
Saat ban pecah, pengemudi hanya memiliki sedikit waktu untuk bereaksi. Oleh karena itu, pemahaman mengenai cara mengantisipasi dan menangani situasi ini sangatlah penting untuk keselamatan pengemudi dan penumpang.
Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menyarankan agar pengemudi tetap tenang dan cermat dalam menentukan tindakan saat merasakan gejala masalah pada roda. Hal terpenting adalah menjaga keselamatan seluruh penumpang.
Menurut Sony, saat ban pecah dan pengendalian mobil terganggu, pengemudi sebaiknya TIDAK menekan pedal kopling, rem, atau gas. Tekanan mendadak pada pedal dapat memperparah situasi dan bahkan menyebabkan mobil terbalik. “Jangan pernah injak pedal apalagi ngerem mendadak kemudian pedalnya dilepas, itu efeknya mobil bisa terbalik,” tegasnya.
Sebagai gantinya, pengemudi disarankan untuk memegang kemudi dengan kuat, berusaha menjaga mobil tetap berada di jalur aman, dan membiarkan mobil melambat dengan sendirinya. Perhatikan sekeliling untuk menjaga jarak aman dan menepi di tempat yang aman.
Sony juga menekankan pentingnya selalu memperhatikan batas kecepatan. Efek ban pecah jauh lebih sulit diatasi pada kecepatan tinggi. Ia menambahkan, “Mobil mudah dikendalikan saat mengalami masalah pada ban saat kecepatan maksimal 55 km per jam. Itu dari pengalaman saya.”
Selain mengendalikan mobil saat terjadi ban pecah, persiapan sebelum perjalanan juga sangat krusial. Pengemudi harus secara rutin mengecek tekanan udara ban dan memastikannya sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh pabrikan. Jangan pernah mengabaikan ban yang kempis.
Istirahat berkala juga penting, terutama saat melakukan perjalanan jauh. Ban, seperti halnya manusia, membutuhkan waktu istirahat setelah bekerja keras terus menerus bergesekan dengan permukaan jalan.
Penyebab Ban Pecah dan Pencegahannya
Ban pecah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan udara yang rendah, kerusakan fisik pada ban (seperti goresan atau benturan), hingga kualitas ban yang buruk atau sudah aus. Kondisi jalan juga berpengaruh, seperti jalan berlubang atau permukaan jalan yang tidak rata.
Untuk mencegah ban pecah, selain menjaga tekanan angin ban, penting juga untuk secara teratur memeriksa kondisi ban, termasuk memeriksa keausan tapak ban dan adanya kerusakan fisik. Ganti ban yang sudah aus sebelum mencapai batas keausan minimum yang direkomendasikan.
Pemilihan ban yang tepat sesuai dengan jenis kendaraan dan kondisi jalan juga penting. Konsultasikan dengan ahli ban untuk mendapatkan rekomendasi ban yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Tindakan Setelah Ban Pecah
Setelah berhasil menghentikan kendaraan dengan aman, segera nyalakan lampu hazard untuk memberi peringatan kepada kendaraan lain. Hubungi layanan darurat atau bantuan jalan jika diperlukan. Jangan mencoba mengganti ban sendiri di lokasi yang berbahaya.
Periksa kondisi ban dan kerusakan pada kendaraan. Jika kerusakan parah, jangan mencoba untuk memindahkan kendaraan sampai bantuan datang. Dokumentasikan kejadian dengan mengambil foto atau video sebagai bukti jika diperlukan.
Setelah kejadian, pertimbangkan untuk memeriksa kendaraan secara menyeluruh di bengkel resmi untuk memastikan tidak ada kerusakan tersembunyi lainnya yang mungkin terjadi akibat ban pecah.
Kesimpulannya, menghadapi ban pecah membutuhkan kesigapan, pengetahuan, dan persiapan yang matang. Dengan memahami penyebab, pencegahan, dan cara penanganannya, kita dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan perjalanan.