Platform pembelian mobil daring Seva, bagian dari Astra Group, mencatat dominasi penjualan mobil segmen Low Cost Green Car (LCGC) akhir-akhir ini. Lima model terlaris yang dipasarkan melalui Seva adalah Daihatsu Sigra, Toyota Avanza, Toyota Rush, Toyota Calya, dan Toyota New Ayla. Hal ini selaras dengan target pasar Seva yang menyasar pembeli mobil pertama, khususnya dari kalangan milenial dan Gen Z.
David Thamrin, Product and Growth Division Head Seva, menjelaskan bahwa model LCGC sangat diminati karena harganya yang terjangkau. Mayoritas konsumen Seva (sekitar 75 persen) memang berasal dari kelompok usia milenial dan Gen Z. Mereka cenderung memilih mobil dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau mobilitas sehari-hari.
Dari sisi demografi pembeli, Seva didominasi oleh karyawan swasta (47 persen) dan wirausaha (33 persen). Konsumen pria masih mendominasi dengan porsi 65 persen, sementara 35 persen sisanya adalah perempuan. Meskipun kondisi ekonomi melambat, Seva mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2024.
Seva berhasil membukukan penjualan 17.400 unit mobil dengan nilai transaksi kotor (gross transaction value) mencapai Rp 8,2 triliun. Angka ini meningkat 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa tren pembelian mobil secara online tetap tumbuh positif meskipun pasar otomotif secara umum mengalami perlambatan.
Strategi Seva di Tengah Perlambatan Ekonomi
Keberhasilan Seva di tengah perlambatan ekonomi menunjukkan beberapa hal. Pertama, strategi Seva yang tepat sasaran dengan fokus pada segmen LCGC dan pembeli mobil pertama terbukti efektif. Kedua, kemudahan dan kenyamanan berbelanja online menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen, terutama di tengah mobilitas tinggi dan keterbatasan waktu.
Ketiga, Astra Group sebagai induk perusahaan memiliki reputasi yang kuat dan jaringan yang luas, yang memberi kepercayaan lebih kepada konsumen dalam bertransaksi secara online. Ke depan, Seva berencana untuk memperluas lini produknya.
Rencana Pengembangan Seva ke Depan
Seva berencana untuk menambah pilihan kendaraan, termasuk mobil bekas dan mobil listrik yang mendapatkan subsidi pemerintah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik bagi konsumen yang lebih luas dan menghadapi tantangan daya beli masyarakat yang melemah.
Penambahan pilihan mobil bekas dapat menarik konsumen yang mencari opsi lebih terjangkau. Sementara itu, mobil listrik bersubsidi bisa menjadi alternatif menarik bagi konsumen yang peduli lingkungan dan ingin memanfaatkan insentif pemerintah. Strategi diversifikasi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Seva di pasar otomotif online.
Analisis Pasar Otomotif Online
Suksesnya Seva menunjukkan potensi besar pasar otomotif online di Indonesia. Kemudahan akses, transparansi harga, dan proses transaksi yang efisien menjadi beberapa faktor pendorong pertumbuhan pasar ini. Seva berhasil memanfaatkan peluang tersebut dengan strategi yang terarah dan tepat sasaran.
Namun, tantangan tetap ada. Perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, menjaga kualitas layanan, dan menawarkan pilihan produk yang beragam dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Seva perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan tren pasar agar dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor otomotif online.
Ilustrasi Toyota Calya bekas menunjukkan bahwa mobil-mobil LCGC masih menjadi pilihan utama konsumen Indonesia. Hal ini didorong oleh harga jual yang relatif terjangkau dan fitur-fitur yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ekonomi yang melambat membuat konsumen lebih selektif dalam memilih mobil, dan LCGC menjadi pilihan yang tepat.
Kesimpulannya, kesuksesan Seva dalam mencatat penjualan mobil yang signifikan di tahun 2024 menunjukkan potensi besar pasar otomotif online di Indonesia. Strategi yang tepat, fokus pada segmen yang tepat, dan adaptasi terhadap perubahan pasar menjadi kunci keberhasilan mereka.