Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan perlunya komitmen negara yang lebih kuat terhadap masa depan generasi penerus bangsa.
Ia menyoroti masih adanya ketimpangan akses pendidikan, baik dari segi sarana prasarana maupun kesejahteraan guru, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ketimpangan ini juga terasa di daerah-daerah yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan.
Ketimpangan Akses Pendidikan di Indonesia
Cucun mengungkapkan masih banyak sekolah, terutama yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dalam beberapa tahun terakhir, yang termarjinalkan karena kurangnya integrasi program.
Kondisi ini menunjukkan perlunya koordinasi antar kementerian yang lebih baik untuk memastikan pemerataan akses pendidikan.
Program Quick Wins Presiden Prabowo dan Kesejahteraan Guru
Namun, Cucun optimistis Program Quick Wins Presiden Prabowo, melalui Instruksi Presiden (Inpres), dapat mengatasi ketimpangan ini.
Program tersebut bertujuan untuk memastikan tidak ada sekolah yang tertinggal akibat masalah koordinasi antar kementerian.
Selain itu, Cucun juga menyoroti pentingnya peningkatan kesejahteraan guru dan dosen.
Ia mengkritisi upah guru honorer yang masih rendah dan belum layak, padahal mereka berperan penting dalam pendidikan anak bangsa.
DPR mendukung rencana Presiden Prabowo untuk memberikan bantuan kepada guru honorer, guru yang belum memiliki pendidikan D4 atau S1, serta renovasi 10.440 sekolah.
Harapannya, peningkatan kesejahteraan guru akan berdampak positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Dukungan DPR terhadap Pemerataan Pendidikan
DPR berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam pemerataan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Perundungan di Sekolah dan Peran Pendidikan Informal
Cucun juga menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah perundungan di sekolah.
Ia mendorong pembinaan karakter siswa agar tercipta lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, sekaligus mendukung terciptanya Indonesia Emas 2045.
Lebih lanjut, Cucun juga mengakui peran penting pendidikan informal.
Ia mengapresiasi kontribusi para relawan yang secara sukarela membantu anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan formal di sekolah.
Cucun mengingatkan pentingnya evaluasi kebijakan pendidikan sebelumnya. Kebijakan yang baik harus dilanjutkan, sementara yang kurang optimal perlu diperbaiki dengan kajian yang matang.
Pendidikan, menurutnya, tidak hanya terbatas di ruang kelas, melainkan bisa hadir di mana saja dan dari siapa saja.
Secara keseluruhan, peringatan Hardiknas 2025 ini menjadi pengingat akan pentingnya komitmen bersama untuk mengatasi ketimpangan pendidikan di Indonesia. Harapannya, dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan dukungan dari DPR, kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.