Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) di era Presiden Prabowo Subianto, secara mengejutkan mengundurkan diri setelah menjabat selama delapan bulan. Pengunduran diri ini terjadi setelah kontroversi terkait pernyataannya mengenai kasus teror kepala babi yang dikirim kepada seorang jurnalis Tempo. Keputusan Nasbi ini menimbulkan berbagai spekulasi dan pertanyaan terkait dinamika politik terkini.
Jabatan Kepala PCO diemban Nasbi sejak dilantik pada 21 Oktober 2024 di Istana Merdeka. Pelantikan tersebut bersamaan dengan sejumlah pejabat penting lainnya dalam kabinet Presiden Prabowo.
Delapan Bulan Menjabat Kepala PCO
Selama delapan bulan masa jabatannya, Hasan Nasbi berperan sebagai jembatan komunikasi antara Presiden Prabowo Subianto dan publik. Ia bertanggung jawab untuk menyampaikan program-program pemerintah dan menanggapi pertanyaan dari media.
Dalam menjalankan tugasnya, Nasbi dibantu oleh tim yang terdiri dari staf khusus, tenaga ahli, dan juru bicara. Tim juru bicara PCO di bawah kepemimpinannya meliputi nama-nama seperti Philips Vermonte, Adita Irawati, Ujang Komaruddin, Prita Laura, Dedek Prayudi, dan Hariqo Wibawa Satria.
Kontroversi Pernyataan “Dimasak Saja”
Puncak kontroversi terjadi pada Maret 2025, ketika Nasbi menanggapi kasus teror kepala babi yang dialami jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana. Pernyataan Nasbi yang menyarankan agar kepala babi tersebut “dimasak saja” menuai kecaman dari berbagai pihak.
Meskipun Nasbi kemudian menjelaskan bahwa pernyataannya merupakan refleksi atas respons jurnalis Tempo terhadap teror tersebut, pernyataan tersebut tetap dianggap tidak sensitif dan kurang bijaksana oleh banyak kalangan.
Presiden Prabowo Subianto sendiri turut menanggapi kontroversi ini. Ia mengakui pernyataan Nasbi tersebut sebagai sebuah keteledoran dan menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas insiden tersebut.
Prabowo menjelaskan bahwa pernyataan tersebut mungkin disebabkan oleh kurangnya adaptasi Nasbi terhadap dinamika komunikasi politik yang selalu mendapat sorotan publik. Menurutnya, Nasbi, yang berasal dari latar belakang akademis dan survei, mungkin masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan jabatannya.
Pengunduran Diri dan Refleksi
Satu bulan setelah kontroversi tersebut, Hasan Nasbi resmi mengundurkan diri dari jabatan Kepala PCO. Ia menyampaikan pengunduran dirinya melalui surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet.
Nasbi menegaskan bahwa keputusan pengunduran dirinya merupakan langkah yang matang dan tidak didasari oleh emosi sesaat. Ia menyatakan bahwa sudah saatnya bagi dirinya untuk ‘menepi’ dan memberikan kesempatan kepada figur lain yang dianggap lebih tepat untuk memegang posisi tersebut.
Pengunduran diri Hasan Nasbi menandai berakhirnya babak kontroversial dalam perjalanan komunikasi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga mengenai pentingnya kehati-hatian dan sensitivitas dalam berkomunikasi, terutama bagi pejabat publik yang selalu berada di bawah sorotan media dan masyarakat.
Ke depan, peristiwa ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah dalam memilih dan menempatkan pejabat publik yang tidak hanya kompeten tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni dan peka terhadap dinamika sosial-politik. Hal ini penting untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.