Seorang wanita berusia 58 tahun, LD, ditemukan tewas membusuk di rumahnya di Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara. Penemuan mengerikan ini berawal dari tangisan anaknya, EM (27), yang justru tidak meminta pertolongan. Kejadian ini mengungkap kondisi memprihatinkan di balik tragedi tersebut.
Polisi dari Polsek Koja mengungkapkan bahwa EM, anak korban, memiliki gangguan jiwa dan menjadi alasan di balik keterlambatan pertolongan.
Gangguan Jiwa Anak Korban Menjadi Kunci Kasus
Kepolisian menjelaskan EM, anak semata wayang korban, menghadapi gangguan kejiwaan yang serius. Kondisi ini menyebabkan ia tidak mampu meminta bantuan saat ibunya membutuhkan pertolongan.
EM diketahui sebagai pasien rumah sakit jiwa di Duren Sawit, Jakarta Timur. Gejala yang muncul, seperti mengamuk jika telat minum obat, menunjukkan keparahan gangguan jiwanya.
Kejadian ini menyoroti pentingnya dukungan dan perawatan bagi penderita gangguan jiwa, khususnya dalam hal aksesibilitas dan dukungan bagi keluarga mereka.
Kronologi Penemuan Mayat LD
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Senin malam, 5 Mei 2025. Tangisan EM dari dalam rumah menarik perhatian saksi yang kemudian penasaran dan mengecek kondisi di dalam rumah.
Saat saksi membuka pintu, mereka mendapati EM sedang menangis di belakang pintu teralis bersama anaknya. Kondisi ini membuat saksi semakin khawatir.
Setelah memasuki rumah, mereka menemukan LD tergeletak di lantai dalam keadaan membusuk dan mengalami pembengkakan tubuh. Diduga ada luka di bagian kepala korban.
Saksi kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak RT dan satpam kompleks. Petugas kepolisian segera datang ke lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Investigasi Lanjutan dan Kondisi Keluarga Korban
Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab kematian LD. Pemeriksaan lebih detail akan dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kematian dan adanya indikasi tindak pidana.
Korban tinggal bersama anaknya, EM, dan cucunya. Suami korban telah meninggal dunia dua tahun yang lalu, meninggalkan mereka bertiga dalam keadaan yang rentan.
Kasus ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap keluarga yang menghadapi kondisi sulit, khususnya keluarga dengan anggota yang mengalami gangguan jiwa. Dukungan sosial dan akses layanan kesehatan mental yang memadai sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban. Hasil penyelidikan lebih lanjut akan diumumkan setelah proses investigasi selesai.
Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan memberikan perhatian lebih kepada mereka yang membutuhkan bantuan, khususnya mereka yang mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat.