Menjelang Lebaran 2025, Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menyampaikan beberapa permintaan penting kepada pemerintah untuk memastikan kelancaran angkutan Lebaran tahun ini. Salah satu isu krusial yang diangkat adalah ketergantungan operator bus terhadap impor suku cadang, terutama ban.
Ketua Umum IPOMI, Kurnia Lesani Adnan (Sani), menekankan betapa pentingnya kelancaran impor ban bus. Pembatasan kuota impor akan berdampak langsung pada harga di pasaran, yang pada akhirnya akan mempengaruhi operasional dan biaya transportasi bagi para pengusaha bus.
Sani menjelaskan bahwa fluktuasi harga suku cadang sangat berpengaruh terhadap operasional bus. Oleh karena itu, IPOMI meminta pemerintah untuk menjamin ketersediaan suku cadang dengan harga yang stabil dan terjangkau. Hal ini penting untuk memastikan para operator bus dapat menyediakan layanan transportasi yang andal dan efisien selama musim mudik Lebaran.
Permintaan IPOMI kepada Pemerintah
Selain masalah impor suku cadang, IPOMI juga menuntut perhatian pemerintah terhadap beberapa hal lain yang berdampak pada kelancaran angkutan Lebaran. Permintaan tersebut meliputi tarif tol dan jalur prioritas bagi bus selama arus mudik dan balik.
Tarif Tol dan Jalur Prioritas
IPOMI meminta agar pemerintah memberikan tarif tol yang lebih terjangkau untuk angkutan umum, khususnya bus. Hal ini akan meringankan beban operasional para pengusaha bus dan berdampak positif pada harga tiket bagi masyarakat. Selain itu, diperlukan penetapan jalur prioritas bagi bus selama masa puncak arus mudik dan balik guna mengurangi waktu tempuh dan kemacetan.
Sistem one way dan pengaturan lalu lintas lainnya seringkali membuat bus kesulitan kembali ke kota asal setelah menurunkan penumpang. Oleh karena itu, jalur prioritas akan sangat membantu kelancaran operasional bus dan kepuasan penumpang.
Ketersediaan Bahan Bakar
IPOMI juga menyoroti pentingnya ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Biosolar, di berbagai daerah, terutama di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Seringkali, SPBU di daerah-daerah tersebut kehabisan BBM, yang mengakibatkan antrean panjang dan kerugian bagi para operator bus.
Antrean BBM yang panjang bisa memakan waktu berjam-jam bahkan hingga semalaman. Kondisi ini sangat mengganggu operasional dan jadwal perjalanan bus, sehingga perlu adanya jaminan ketersediaan BBM yang cukup di semua daerah, terutama selama periode arus mudik dan balik Lebaran.
Kesimpulannya, permintaan IPOMI ini sangat penting untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan angkutan Lebaran. Pemerintah diharapkan dapat merespon secara positif permintaan ini demi memberikan pelayanan transportasi yang optimal kepada masyarakat selama periode mudik dan balik Lebaran.
Gambar Bus AKAP Lorena menunjukkan salah satu armada bus yang beroperasi selama musim mudik Lebaran. Kondisi armada dan ketersediaan suku cadang menjadi perhatian utama demi keamanan dan kenyamanan penumpang.
Diharapkan dengan terpenuhinya permintaan IPOMI, masyarakat dapat menikmati perjalanan mudik dan balik Lebaran dengan aman, nyaman, dan lancar.