Dua bayi harimau Sumatera lahir di Suaka Satwa Harimau Sumatera (HS) Barumun pada 26 Januari 2025. Satu jantan dan satu betina, mereka merupakan hasil perkawinan antara harimau ‘Gadis’ dan ‘Monang’. Kelahiran ini diketahui dari suara anak harimau yang terdengar oleh penjaga di kandang ‘Gadis’.
Penjaga baru memastikan jumlah dan jenis kelamin bayi harimau setelah mereka dapat memasuki kandang. Menteri Kehutanan memberi nama bayi jantan ‘Antoni’ dan bayi betina ‘Laili’.
Kelahiran Bersejarah untuk Konservasi Harimau Sumatera
Kelahiran Antoni dan Laili memberikan harapan baru bagi upaya konservasi harimau Sumatera *ex-situ*. Kedua bayi harimau masih membawa gen induknya yang berasal langsung dari alam.
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyatakan kelahiran ini sangat penting untuk pelestarian genetik spesies yang terancam punah ini.
Kisah ‘Gadis’ dan ‘Monang’: Induk yang Tangguh
Induk betina, ‘Gadis’, berusia sekitar 11 tahun. Ia ditemukan terjerat di Kabupaten Mandailing Natal pada November 2015.
Setelah menjalani perawatan di kantor Taman Nasional Batang Gadis, ‘Gadis’ dievakuasi ke Suaka Satwa HS Barumun pada 23 November 2016. Ia mengalami cacat karena kaki kiri depannya diamputasi akibat jerat.
Sementara, ‘Monang’, sang ayah, merupakan harimau jantan yang juga korban jerat. Ia ditemukan di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan di evakuasi ke suaka tersebut pada 4 Mei 2017.
Suaka Satwa Barumun dan Upaya Konservasi
Antoni dan Laili merupakan kelahiran ketiga dari pasangan ‘Gadis’ dan ‘Monang’. Sebelumnya, mereka telah memiliki anak bernama ‘Surya Menggala’ dan ‘Citra Kartini’ yang dilepasliarkan di Taman Nasional Kerinci Seblat pada 8 Juni 2022.
Pasangan ini juga memiliki anak kembar, ‘Bisma’ dan ‘Albanta’, yang masih berada di Suaka Satwa HS Barumun.
Suaka Satwa Harimau Sumatera Barumun, yang terletak di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, didirikan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor SK.373/KSDAE/SET/KSA.29/2016.
Suaka ini dikelola oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara bekerja sama dengan Yayasan Parsamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM). Harimau di sini dirawat secara semi liar, meminimalkan interaksi manusia untuk menjaga insting alami mereka.
Keberhasilan kelahiran dan perawatan harimau di suaka ini menunjukkan pentingnya upaya konservasi *ex-situ* dalam menyelamatkan populasi harimau Sumatera yang semakin kritis. Semoga Antoni dan Laili kelak dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian spesies ini.