Perbedaan gaya hidup antara dua tokoh agama, Gus Iqdam dan Gus Baha, belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Perbedaan mencolok terlihat dari kendaraan yang mereka gunakan sehari-hari. Gus Baha dikenal dengan kesederhanaannya, sementara Gus Iqdam sering terlihat menggunakan mobil mewah.
Gus Baha, penceramah kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, seringkali terlihat mengendarai kendaraan sederhana. Ada banyak video yang beredar di internet memperlihatkan beliau menggunakan sepeda motor Honda Supra untuk keperluan sehari-hari, bahkan untuk pergi ke swalayan. Salah satu video viral menunjukkan beliau menggunakan mobil Low MPV sederhana, sebuah Mobilio. Sebuah komentar netizen menggambarkannya dengan kalimat, “Sekondang Gus Baha tumpakane cuma Mobilio (Seterkenal Gus Baha, tunggangannya cuma Mobilio). Bahkan masih ngajar di Ponpes naik motor dari rumah.”
Kontras dengan kesederhanaan Gus Baha, Gus Iqdam kerap terlihat mengendarai mobil-mobil mewah. Pada akhir Januari lalu, ia viral karena terekam menaiki GMC Yukon Denali. Ia juga pernah terlihat menggunakan Lamborghini Aventador dan Hummer listrik. Bahkan, sebuah video memperlihatkan isi garasi miliknya yang berisi mobil-mobil mewah seperti Toyota Alphard, Mini Cooper, Hummer listrik, dan Ford Mustang.
Sumber Kemewahan dan Tanggapan Gus Iqdam
Menanggapi kontroversi ini, muncul klarifikasi bahwa mobil-mobil mewah tersebut merupakan sponsor dari penggemar Gus Iqdam. Hal ini disampaikan oleh salah satu fanspage Gus Iqdam dengan pernyataan, “Semua santri itu punya gaya dan cara masing-masing untuk memuliakan guru-guru mereka“.
Gus Iqdam sendiri, yang bernama lengkap Agus Muhammad Iqdam Kholid, pernah menjelaskan pandangannya mengenai hal ini. Ia mengungkapkan, “Wes upload-en, aku ben dilokne biasane (Sudah, upload saja, aku biar dihina). Disuruh sabar sama ustaz yang naik Lamborghini. Komentarnya orang-orang kan biasanya kayak gitu. Padahal Anda itu nggak paham. Semua santri itu punya gaya dan cara masing-masing untuk memuliakan guru-guru mereka. Lah kita cuma nonton di sosial media, habis itu langsung pidato kayak gini: Ya Allah ini ustaz duniawi.”
Ia juga menambahkan sentilan terkait ketidaknyamanannya menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jauh, “Lha menurut Anda semua kiai harus melarat? Aku Blitar Purworejo disuruh naik NMax atau PCX, ya kesemutan nanti lato-latoku. Masak aku harus disuruh naik vespanya Kaji Gino? Heh? Lha kena stroke nanti,“
Perbedaan Gaya Hidup dan Interpretasi
Perbedaan mencolok antara gaya hidup Gus Baha dan Gus Iqdam memicu perdebatan di kalangan netizen. Banyak yang membandingkan keduanya, menganggap kesederhanaan Gus Baha sebagai teladan, sementara kemewahan Gus Iqdam dianggap kurang pantas untuk seorang tokoh agama. Namun, penting untuk diingat bahwa kedua tokoh tersebut memiliki cara masing-masing dalam berdakwah dan menjalani kehidupan.
Perlu dipertimbangkan pula bahwa kesederhanaan dan kemewahan bukanlah ukuran keimanan seseorang. Yang terpenting adalah niat dan amal perbuatan mereka dalam menyebarkan ajaran agama. Mungkin perbedaan gaya hidup ini mencerminkan perbedaan latar belakang, kepribadian, dan cara mereka berinteraksi dengan masyarakat.
Sebagai penutup, perbedaan gaya hidup antara Gus Baha dan Gus Iqdam memberikan perspektif yang menarik tentang bagaimana nilai-nilai kesederhanaan dan kemewahan diinterpretasikan dalam konteks kehidupan keagamaan. Masing-masing memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan dakwah dan menjalani hidup, dan kita sebagai masyarakat sebaiknya bijak dalam mengapresiasi dan menilai perbedaan tersebut.