Penjualan mobil low cost green car (LCGC) di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada semester pertama tahun 2025. Data menunjukkan penurunan penjualan hingga 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan menjadi penyebab utama penurunan ini. Inflasi tinggi dan kekhawatiran akan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam pengeluaran.
Penurunan Penjualan LCGC: Dampak Ekonomi yang Berat
Penjualan LCGC, yang biasanya menjadi andalan kelas menengah-bawah, mengalami penurunan drastis. Hal ini menunjukkan semakin beratnya kondisi ekonomi masyarakat saat ini.
Pengamat otomotif, Yannes Pasaribu, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi, seperti inflasi tinggi dan ancaman PHK, membuat masyarakat menunda pembelian barang-barang tersier, termasuk mobil.
Beban Biaya yang Meningkat
Kenaikan PPN menjadi 12 persen semakin memperberat beban biaya pembelian LCGC. Inflasi harga komponen dan depresiasi rupiah juga ikut andil dalam penurunan penjualan.
Pungutan pajak daerah yang beragam juga menambah beban biaya. Kondisi ini membuat mobil LCGC semakin kurang terjangkau bagi sebagian besar masyarakat.
Tekanan Ekonomi Global dan Alternatif Lain
Tekanan ekonomi global turut memperparah situasi. Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat cenderung menunda pembelian kendaraan baru.
Banyak yang memilih alternatif lain, seperti membeli mobil bekas atau meningkatkan tabungan mereka untuk kebutuhan yang lebih mendesak. Prioritas pengeluaran masyarakat bergeser ke hal-hal yang lebih vital.
Data Penjualan LCGC Semester I 2025
Sepanjang semester pertama tahun 2025, tercatat hanya 64.063 unit LCGC yang dikirim ke dealer. Angka ini menunjukkan penurunan 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan penjualan semakin tajam jika dilihat secara bulanan. Pada Juni 2025, hanya terdistribusi 7.762 unit LCGC, turun drastis 49 persen dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 15.252 unit.
Kesimpulannya, penurunan penjualan LCGC pada semester pertama tahun 2025 merupakan cerminan dari kondisi ekonomi yang sulit. Kenaikan harga, ketidakpastian ekonomi, dan tekanan global membuat masyarakat lebih memilih untuk menunda pembelian mobil baru dan beralih ke pilihan yang lebih terjangkau atau menabung untuk kebutuhan yang lebih mendesak. Situasi ini menunjukkan perlunya pemerintah dan industri otomotif untuk mempertimbangkan strategi yang tepat agar dapat tetap merangsang pasar mobil LCGC di masa mendatang.