Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, baru-baru ini menjelaskan beberapa insiden yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penjelasan ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI pada Selasa (6/5/2025), menanggapi sejumlah kasus yang terjadi di berbagai daerah.
Berbagai permasalahan muncul, mulai dari masalah teknis hingga kesalahan dalam penanganan makanan di sekolah. Dadan menekankan pentingnya analisis menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Kasus MBG di Sukoharjo: Masalah Teknis Penyebab Utama
Insiden pertama terjadi di Sukoharjo pada 13 Januari 2025. Dadan menjelaskan bahwa penyebabnya adalah masalah teknis, tepatnya kehabisan gas saat proses penggorengan.
Masalah ini, menurut Dadan, telah diatasi dan tidak terulang kembali berkat persiapan yang lebih matang. Sebanyak 40 siswa terdampak, namun berkat respon cepat petugas, makanan yang bermasalah ditarik dan tidak menimbulkan masalah serius.
MBG di Batang: Penanganan Makanan yang Terlambat
Di Batang, kasus berbeda terjadi. Makanan dikirim dalam keadaan baik dan tepat waktu, namun karena adanya kegiatan di sekolah, makanan baru dikonsumsi siswa terlambat.
Akibatnya, terjadi masalah kesehatan pada beberapa siswa. Dadan menegaskan bahwa makanan itu sendiri tidak bermasalah, melainkan karena keterlambatan konsumsi.
Hasil Investigasi Kasus Cianjur: Negatif Keracunan Makanan
Untuk kasus di Cianjur, hasil investigasi menunjukkan hasil negatif terkait keracunan makanan. Dua sekolah dari sembilan sekolah yang terdampak, melibatkan 72 siswa dari total 2.701 siswa.
BGN telah melakukan pengujian menyeluruh, termasuk terhadap air, fasilitas memasak, hingga muntahan siswa yang terdampak. Semua hasil laboratorium menunjukkan hasil negatif.
Saat ini, BGN masih menyelidiki penyebab pasti masalah di Cianjur, mengingat hasil laboratorium tidak menunjukkan adanya keracunan makanan.
Kesimpulannya, berbagai insiden dalam program MBG disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda, mulai dari masalah teknis hingga kesalahan dalam pengelolaan waktu konsumsi makanan di sekolah. BGN menekankan pentingnya evaluasi dan perbaikan prosedur untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, guna memastikan keberhasilan program MBG dan kesehatan para siswa.
Ke depannya, perlu ditekankan pentingnya pelatihan dan pengawasan yang lebih ketat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam program MBG. Hal ini akan memastikan kualitas makanan dan penanganan yang tepat, sehingga program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi para siswa.