Pasar mobil listrik di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup dramatis pada Juni 2025. Dominasi BYD, yang sebelumnya memimpin penjualan dengan model Sealion 7, kini telah tergeser oleh pendatang baru. Data penjualan grosir (wholesales) dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat total penjualan mencapai 6.243 unit, didominasi oleh merek-merek asal Tiongkok. Perubahan ini menandai babak baru persaingan yang semakin ketat di segmen kendaraan listrik Tanah Air.
Denza D9: Raja Baru Pasar Mobil Listrik Indonesia
Mobil listrik premium SUV, Denza D9, berhasil merebut puncak pasar pada bulan Juni 2025. Penjualan wholesales-nya mencapai angka 1.768 unit, mengalahkan para pesaingnya.
Desain mewah, fitur canggih, dan performa yang mumpuni menjadi daya tarik utama Denza D9. Keunggulan ini berhasil memikat konsumen di segmen atas, khususnya mereka yang sebelumnya mungkin mempertimbangkan Toyota Alphard.
BYD Tetap Kuat, Bertahan di Tiga Besar
Meskipun kehilangan posisi puncak, BYD tetap menunjukkan kekuatannya yang signifikan. Dua modelnya, BYD Sealion 7 dan BYD M6, berhasil menempati posisi kedua dan ketiga.
BYD Sealion 7 mencatatkan penjualan sebanyak 1.068 unit. Sementara itu, BYD M6 menyusul dengan angka penjualan 844 unit. Inovasi teknologi baterai menjadi salah satu kunci kesuksesan BYD dalam bersaing di pasar mobil listrik Indonesia.
Keunggulan Teknologi Baterai BYD
BYD telah lama dikenal dengan teknologi baterai Blade Battery-nya. Teknologi ini menawarkan keamanan, efisiensi, dan daya tahan yang lebih baik dibandingkan teknologi baterai konvensional.
Keunggulan teknologi baterai ini menjadi salah satu faktor kunci yang membuat mobil listrik BYD sangat kompetitif di pasar Indonesia. Kehadirannya menarik minat konsumen yang mencari kendaraan listrik dengan performa dan daya tahan yang prima.
Persaingan Ketat dari Merek Tiongkok Lainnya
Dominasi merek Tiongkok di pasar mobil listrik Indonesia semakin terlihat jelas. Aion V dan Chery J6 masing-masing menempati posisi keempat dan kelima dengan penjualan 765 unit dan 445 unit.
Hal ini menunjukkan ekspansi agresif dari produsen otomotif China yang sukses merebut pangsa pasar di Indonesia. Strategi pemasaran dan inovasi produk menjadi kunci keberhasilan mereka.
Performa Wuling Air EV
Wuling Air EV, yang sebelumnya dikenal sebagai pionir mobil listrik terjangkau, masih tetap konsisten di tengah persaingan ketat. Penjualan sebanyak 376 unit menunjukkan bahwa mobil ini tetap menjadi pilihan favorit bagi konsumen yang membutuhkan kendaraan listrik kompak untuk mobilitas perkotaan.
Mobil mungil ini tetap relevan karena memenuhi kebutuhan mobilitas perkotaan yang efisien. Konsumen yang mencari kendaraan praktis dan ramah lingkungan masih menjadikan Wuling Air EV sebagai pilihan utama.
Beberapa pemain lainnya seperti Geely EX5 (216 unit), MG 4 EV (94 unit), Chery E5 (85 unit), dan Neta V-II (66 unit) juga turut meramaikan persaingan di segmen pasar menengah. Perkembangan pasar mobil listrik di Indonesia menunjukkan tren positif dan dinamika yang sangat menarik untuk dipantau di masa mendatang. Kehadiran berbagai merek dengan teknologi dan strategi yang berbeda semakin memberikan banyak pilihan bagi konsumen Indonesia. Pertumbuhan ini juga berpotensi mendorong inovasi dan pengembangan infrastruktur pendukung kendaraan listrik di Indonesia.