Sebuah insiden mencekam terjadi di perairan internasional lepas pantai Malta pada Jumat dini hari, 2 Mei 2025. Sebuah kapal pengangkut aktivis dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza diserang oleh sejumlah drone. Serangan tersebut mengakibatkan kebakaran di bagian kapal dan menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan para aktivis di dalamnya.
Kapal yang menjadi sasaran adalah milik Freedom Flotilla Coalition, sebuah LSM internasional yang aktif dalam kampanye melawan blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Organisasi ini telah lama mengadvokasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung tersebut.
Serangan Drone di Perairan Internasional
Freedom Flotilla Coalition melaporkan bahwa drone menarget kapal mereka saat berlayar di perairan sekitar 17 mil laut (31,5 kilometer) sebelah timur Malta. Rekaman video yang diunggah organisasi tersebut memperlihatkan kobaran api di bagian kapal.
Meskipun Freedom Flotilla Coalition belum secara resmi menunjuk pihak yang bertanggung jawab, insiden ini menggarisbawahi ketegangan yang tinggi di wilayah tersebut. Ketiadaan informasi pasti mengenai pelaku serangan meningkatkan spekulasi dan kekhawatiran.
Serangan itu tampaknya menyasar generator kapal, yang membuat kapal berisiko tenggelam dengan 30 aktivis HAM internasional di dalamnya. Organisasi tersebut segera mengirimkan panggilan darurat SOS.
Respons Internasional dan Kondisi Para Aktivis
Panggilan darurat SOS yang diluncurkan oleh Freedom Flotilla Coalition direspons oleh Siprus. Sebuah kapal dari Siprus telah dikerahkan untuk memberikan bantuan.
Sampai saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau luka-luka akibat serangan drone tersebut. Namun, Freedom Flotilla Coalition menekankan kondisi darurat yang dihadapi kapal dan para aktivis di dalamnya.
Keberadaan 30 aktivis HAM internasional di kapal yang terancam tenggelam tersebut menjadi perhatian utama. Upaya penyelamatan dan evakuasi menjadi fokus utama dalam situasi darurat ini.
Latar Belakang dan Konflik Gaza
Freedom Flotilla Coalition bukanlah asing dengan insiden yang mengancam keselamatan. Pada misi serupa ke Jalur Gaza tahun 2010, salah satu kapal mereka dihadang dan diserbu oleh pasukan militer Israel, mengakibatkan tewasnya sembilan aktivis.
Insiden terbaru ini terjadi di tengah konflik yang berkepanjangan di Jalur Gaza. Konflik tersebut bermula dari serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan sandera di kedua belah pihak.
Balasan Israel berupa serangan besar-besaran ke Jalur Gaza telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa, menurut otoritas kesehatan Gaza. Situasi ini menciptakan lingkungan yang sangat rawan dan berbahaya bagi upaya-upaya kemanusiaan.
Serangan terhadap kapal bantuan kemanusiaan ini memperlihatkan betapa tingginya risiko yang dihadapi oleh organisasi-organisasi yang berupaya memberikan bantuan kepada penduduk Gaza yang tengah menderita akibat konflik berkepanjangan. Peristiwa ini sekali lagi menyoroti perlunya solusi damai dan penyelesaian konflik yang berkelanjutan.
Kejadian ini juga menuntut penyelidikan menyeluruh dan transparan untuk mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut serta memastikan akuntabilitas atas tindakan tersebut. Upaya internasional untuk menjamin keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza juga menjadi semakin krusial.