Sebuah peristiwa yang menyentuh hati terjadi di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Pasangan suami istri, Salim dan Suherni, ditemukan meninggal dunia hanya dalam selang waktu tiga jam.
Kejadian tragis ini menambah kisah pilu tentang kesetiaan pasangan suami istri hingga akhir hayat. Istri, Suherni, meninggal dunia saat tengah membacakan Surat Yasin untuk suaminya, Salim, yang telah lebih dulu meninggal.
Meninggalnya Salim dan Suherni
Salim menghembuskan nafas terakhir pada Jumat dini hari, 2 Mei 2025, pukul 00.05 WIB. Tiga jam kemudian, istrinya, Suherni, menyusul kepergian sang suami.
Suherni dikabarkan meninggal dunia saat tengah menjalankan ibadah membacakan Surat Yasin di depan jenazah suaminya.
Kejadian ini dibenarkan oleh Aryadi, mantan Kepala Desa Antibar dan tetangga Salim dan Suherni. Ia mengungkapkan betapa terkejutnya warga sekitar atas peristiwa tersebut.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Aryadi, Salim meninggal dunia sekitar pukul 00.05 WIB. Suherni, yang tengah berduka, kemudian membacakan Surat Yasin untuk mendoakan suaminya.
Namun, tak lama kemudian, Suherni tiba-tiba pingsan. Setelah diperiksa, ternyata ia telah meninggal dunia.
Peristiwa ini menggemparkan warga Desa Antibar, mengingat kejadian serupa sangat jarang terjadi. Kepergian mereka dalam waktu yang berdekatan seolah mengukuhkan kisah cinta sehidup semati yang selama ini mereka jalani.
Reaksi Warga dan Kenangan akan Pasangan Suami Istri
Aryadi menggambarkan Salim dan Suherni sebagai pasangan yang baik hati dan dikenal oleh warga sekitar.
Kepergian mereka meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Desa Antibar. Kisah cinta dan kesetiaan mereka menjadi cerita yang akan dikenang.
Warga Desa Antibar banyak yang mengungkapkan rasa kehilangan dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
Peristiwa ini menjadi bukti nyata akan kekuatan ikatan cinta dan kesetiaan dalam sebuah pernikahan. Kepergian mereka meninggalkan kisah yang mengharukan dan akan selalu dikenang.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan betapa singkatnya kehidupan dan pentingnya menghargai setiap momen bersama orang-orang terkasih. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.