Polda Riau berhasil membongkar aksi premanisme dan kejahatan geng motor dalam operasi selama dua pekan. Sebanyak 169 pelaku berhasil ditangkap, terdiri dari 163 laki-laki dan 6 perempuan. Operasi ini menunjukan komitmen Polda Riau dalam menciptakan rasa aman bagi masyarakat Riau.
Dirreskrimum Polda Riau, Kombes Asep Dermawan, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan dan aksi premanisme. Penindakan tegas ini merupakan bentuk kehadiran nyata kepolisian untuk melindungi masyarakat.
Operasi Premanisme Polda Riau: 169 Pelaku Ditangkap
Operasi premanisme yang digelar pada 1-14 Mei 2025 membuahkan hasil signifikan. Polda Riau bersama jajarannya berhasil menangkap 169 pelaku kejahatan.
Dari total pelaku yang ditangkap, terdapat 13 anak di bawah umur (13-17 tahun) yang terlibat dalam aksi premanisme geng motor. Mereka umumnya masih berstatus pelajar SMA dan SMK.
Jenis Kejahatan yang Dibongkar
Para pelaku terlibat dalam berbagai jenis kejahatan. Diantaranya pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor (curanmor), dan penganiayaan berat.
Selain itu, operasi juga mengungkap kasus penyalahgunaan senjata api dan senjata tajam, pemerasan, pengancaman, pungutan liar (pungli), penggelapan, penyalahgunaan narkotika, hingga perdagangan satwa.
Aksi geng motor yang brutal dan terorganisir juga menjadi fokus operasi. Mereka seringkali beraksi secara bergerombol menggunakan puluhan kendaraan dan menyerang korban secara membabi buta.
Modus operandi geng motor ini cukup sadis. Mereka kerap membacok korban dengan senjata tajam dan merampas barang berharga seperti handphone, kamera, dan sepeda motor.
Anak-anak Terlibat, Proses Diversi Dilakukan
Kehadiran 13 anak di bawah umur sebagai tersangka menjadi perhatian khusus. Mereka saat ini tengah menjalani proses diversi sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Kombes Asep menjelaskan, para anak tersebut rata-rata masih duduk di bangku SMA dan SMK kelas 2 dan 3. Mereka terlibat dalam aksi kekerasan geng motor, termasuk penganiayaan dan perampasan.
Proses diversi ini diharapkan mampu memberikan pembinaan dan rehabilitasi kepada para anak tersebut. Tujuannya adalah untuk mencegah mereka kembali melakukan tindak pidana di kemudian hari.
Barang bukti yang disita cukup beragam, mulai dari senjata tajam (samurai, pisau), airsoft gun, handphone, narkoba jenis sabu, hingga uang hasil kejahatan.
Meskipun beberapa kasus di luar target operasi juga terungkap, Polda Riau tetap berkomitmen untuk menindak tegas semua pelaku kejahatan demi menjaga stabilitas keamanan di masyarakat.
Keberhasilan operasi ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku premanisme dan geng motor lainnya. Polda Riau juga akan terus meningkatkan patroli dan penindakan untuk mencegah terjadinya aksi serupa di masa mendatang. Upaya menciptakan Riau yang aman dan kondusif akan terus dilakukan.