Polda Jawa Tengah (Jateng) menyiapkan strategi khusus untuk mengamankan jalur mudik dan balik Lebaran 2025. Strategi ini dibentuk berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap permasalahan lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya.
Karo Ops Polda Jateng, Kombes Pol Basya Radyananda, menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah strategi aglomerasi. Strategi ini mencakup beberapa polres sekaligus, bukan hanya satu wilayah atau satuan kerja tertentu. Hal ini penting karena jaringan jalan di Jawa Tengah saling terhubung, sehingga penanganan masalah harus komprehensif.
“Ada lima strategi aglomerasi yang kami susun untuk mengatasi kendala yang terjadi tahun lalu. Strategi ini dibuat karena jaringan jalan merupakan satu sistem yang saling terhubung, sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara menyeluruh,” jelas Kombes Pol Basya Radyananda saat melakukan pengecekan jalur mudik dalam Operasi Ketupat Candi 2025 di Exit Tol Pejagan pada Rabu, 13 Maret 2025.
Strategi Aglomerasi: Mengatasi Tantangan Geografis Jawa Tengah
Penerapan strategi aglomerasi ini dijelaskan lebih lanjut oleh Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Sonny Irawan. Ia menekankan pentingnya strategi ini mengingat luas wilayah Jawa Tengah yang mencapai 29% dari total luas Pulau Jawa.
Dengan lima jaringan jalan utama—jalur pantura, tol, selatan, tengah, dan selatan-selatan—strategi aglomerasi membagi Jawa Tengah menjadi lima wilayah kerja. Pembagian ini memungkinkan respon yang lebih cepat dan tepat terhadap potensi kemacetan di berbagai titik.
“Karena itulah, strategi yang kami gunakan membagi wilayah Jawa Tengah dengan metode lima aglomerasi,” ungkap Kombes Sonny. Sebagai contoh, volume kendaraan di Pejagan tahun lalu mencapai 4% dari volume kendaraan di Cikatama, menunjukkan pentingnya koordinasi antar wilayah.
Analisis Data dan Rekayasa Lalu Lintas
Selain strategi aglomerasi, Polda Jateng juga akan melakukan analisis data lalu lintas secara cermat. Analisis ini meliputi traffic accounting, volume per kapasitas jalan, dan tingkat kepadatan arus. Data ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait rekayasa lalu lintas.
Jika terjadi peningkatan volume kendaraan yang signifikan, Polda Jateng siap menerapkan rekayasa lalu lintas, seperti contra flow dan one way parsial secara lokal. Penerapannya akan difokuskan pada jalur arteri, terutama dari Pejagan hingga Ajibarang, yang berpotensi mengalami kepadatan tinggi.
Antisipasi Kemacetan dan Peningkatan Kapasitas Jalan
Untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan kendaraan selama mudik Lebaran, Polda Jateng telah melakukan berbagai upaya. Upaya ini tidak hanya mencakup strategi aglomerasi dan rekayasa lalu lintas, tetapi juga koordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian PUPR dan Jasa Marga.
Koordinasi ini bertujuan untuk memastikan kesiapan infrastruktur jalan, termasuk perbaikan jalan yang rusak dan penambahan rambu lalu lintas. Selain itu, peningkatan kapasitas jalan dan penambahan rest area juga menjadi pertimbangan penting untuk mengantisipasi kepadatan arus mudik dan balik.
Polda Jateng juga berencana untuk meningkatkan patroli dan pengawasan di jalur mudik, khususnya di titik-titik rawan kecelakaan. Petugas akan memberikan informasi dan bantuan kepada pemudik, serta menindak tegas pelanggaran lalu lintas.
Secara keseluruhan, strategi yang disiapkan Polda Jateng untuk mengamankan jalur mudik Lebaran 2025 merupakan langkah yang komprehensif dan terintegrasi. Dengan menggabungkan strategi aglomerasi, analisis data, dan rekayasa lalu lintas, diharapkan arus mudik dan balik dapat berjalan lancar dan aman.