Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menanggapi isu mengenai ijazah Presiden Joko Widodo. Pernyataan tersebut muncul saat ia membantah tudingan dirinya sebagai presiden boneka yang dikendalikan oleh Jokowi. Prabowo menegaskan konsultasi yang dilakukannya dengan Jokowi merupakan hal wajar bagi seorang pemimpin yang bijaksana.
Dalam rapat bersama para menteri di Istana Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025), Prabowo secara tegas membantah tuduhan tersebut. Ia menjelaskan bahwa konsultasi dengan Jokowi merupakan hal yang biasa dilakukan untuk meminta saran dan pendapat. Hubungan konsultatif ini juga diterapkannya dengan para pemimpin sebelumnya.
Konsultasi dengan Mantan Presiden dan Isu Ijazah
Prabowo bahkan berkelakar tentang kemungkinan berkonsultasi dengan presiden-presiden RI terdahulu, termasuk mereka yang telah meninggal dunia. Hal ini disambut tawa oleh para menteri yang hadir.
Ia menekankan pentingnya belajar dari pengalaman kepemimpinan Jokowi selama 10 tahun. Prabowo menyoroti kontroversi ijazah Jokowi, seraya memprediksi kemungkinan ijazah dirinya sendiri juga akan menjadi sorotan di masa mendatang.
Kepemimpinan Jokowi dan Pertanyaan Mengenai Ijazah
Prabowo mengakui keberhasilan Jokowi selama 10 tahun memimpin Indonesia, terlepas dari pro dan kontra yang ada. Ia menghubungkan pertanyaan mengenai ijazah Jokowi dengan potensi pertanyaan serupa yang mungkin akan ditujukan kepadanya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Prabowo memahami adanya dinamika politik dan opini publik seputar kepemimpinan dan kredibilitas para pemimpin. Ia tampak mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kritik yang serupa.
Mencari Saran dan Pendapat dari Pemimpin Berpengalaman
Prabowo menekankan bahwa tujuan konsultasi dengan Jokowi semata-mata untuk meminta saran dan pendapat. Pengalaman Jokowi selama sepuluh tahun memimpin negara dianggap berharga baginya.
Dengan demikian, konsultasi tersebut diposisikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan Prabowo sendiri. Ia belajar dari pemimpin berpengalaman untuk menjalankan pemerintahan yang lebih baik.
Sikap Prabowo ini bisa diinterpretasikan sebagai bentuk penghormatan terhadap pendahulunya sekaligus upaya untuk memperkuat legitimasinya sebagai pemimpin. Ia menunjukkan kesediaan untuk belajar dan berkolaborasi demi kemajuan negara.
Pernyataan Prabowo mengenai ijazah Jokowi dan kemungkinan pertanyaan serupa terhadap dirinya menunjukkan adanya kepekaan terhadap isu-isu sensitif di masyarakat. Hal ini penting dalam konteks politik Indonesia yang dinamis dan sering kali diwarnai kontroversi.
Secara keseluruhan, pernyataan Prabowo mencerminkan kompleksitas dinamika politik dan upaya untuk membangun legitimasi kepemimpinan di tengah opini publik yang beragam. Ia berupaya mengimbangi tuntutan transparansi dengan kebutuhan akan konsultasi dan pembelajaran dari pemimpin terdahulu.