Tesla kembali menjadi sorotan setelah mengalami penurunan saham terbesar dalam lima tahun terakhir. Harga saham yang sempat menyentuh rekor 479 dolar AS per saham beberapa bulan lalu, kini anjlok hingga 222 dolar AS. Ini menandai kerugian satu hari terbesar sejak September 2020, dengan total penurunan lebih dari 53 persen dari puncaknya di bulan Desember.
1. Penyebab Turunnya Saham Tesla
Beberapa faktor berkontribusi terhadap penurunan drastis saham Tesla. Keterlibatan Elon Musk dalam pemerintahan (walaupun informasi mengenai jabatan “Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE)” perlu diverifikasi lebih lanjut karena kurangnya sumber terpercaya) menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Musk sendiri mengakui kesulitan mengelola bisnis dan peran pemerintahan secara bersamaan. Hal ini dianggap mengalihkan fokusnya dari operasional Tesla.
Serangan siber besar-besaran terhadap X (sebelumnya Twitter) juga turut berperan. Pemadaman sistem yang terjadi mempengaruhi stabilitas perusahaan di mata investor dan semakin meningkatkan keraguan terhadap kepemimpinan Musk.
Penurunan ini berdampak besar pada kapitalisasi pasar Tesla. Nilai kapitalisasi pasar telah turun hampir 800 miliar dolar AS sejak puncaknya di bulan Desember, sebuah pukulan besar bagi perusahaan yang sebelumnya memimpin industri otomotif listrik.
2. Penurunan Penjualan dan Persaingan yang Semakin Ketat
Di luar gejolak politik dan keamanan siber, Tesla juga menghadapi penurunan permintaan kendaraan listrik. Laporan UBS memperkirakan penjualan Tesla akan mencapai 367.000 unit pada kuartal pertama tahun ini, turun 6 persen dibandingkan kuartal pertama 2024, dan jauh lebih rendah dari 422.875 unit pada kuartal pertama 2023.
Persaingan ketat dari produsen mobil listrik lain seperti BYD, Volkswagen, dan Hyundai semakin memperburuk situasi. Para kompetitor ini menawarkan kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau dan teknologi yang lebih inovatif, mengerogoti pangsa pasar Tesla.
3. Masa Depan Tesla: Tantangan dan Peluang
Meskipun mengalami penurunan saham signifikan, Tesla tetap menjadi produsen mobil paling berharga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Pada Senin (10/3), Tesla masih memiliki nilai pasar sebesar 696 miliar dolar AS, jauh di atas Ford, General Motors, dan Volkswagen.
Banyak investor masih melihat Tesla sebagai perusahaan teknologi yang berfokus pada kecerdasan buatan, sistem mengemudi otonom, dan robot humanoid. Hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa valuasinya tetap tinggi, meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Namun, pertanyaan besar tetap ada: Apakah penurunan harga saham ini hanya sementara? Ataukah Tesla mulai kehilangan dominasinya dengan semakin agresifnya pabrikan mobil listrik China?
Ke depannya, strategi Tesla dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan mempertahankan inovasi teknologi akan menjadi penentu keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kepercayaan investor juga akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana Musk dapat menyeimbangkan tanggung jawabnya di berbagai bidang dan memastikan fokus utama tetap tertuju pada kinerja Tesla.
