Sebuah peristiwa menegangkan terjadi di Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur. Seorang pasangan suami istri, Sofi (40) dan Siyani (45), diserang babi hutan saat sedang mandi di sumber mata air dekat rumah mereka.
Peristiwa yang terjadi Rabu, 23 April 2025 sekitar pukul 08.30 WIB ini mengakibatkan keduanya mengalami luka-luka. Kejadian ini cukup menghebohkan warga sekitar.
Serangan Mendadak di Sumber Air
Pasangan suami istri tersebut sedang mandi bersama di sebuah sumber air yang terletak tak jauh dari kebun Kalijompo. Lokasi sumber air ini berdekatan dengan hutan, sehingga keberadaan babi hutan di sekitar area tersebut bukanlah hal yang mustahil.
Menurut Kanit Samapta Polsek Sukorambi, Aipda Imron Pradinata, babi hutan tersebut kemungkinan turun dari hutan dan langsung menyerang pasangan tersebut.
Keberadaan kebun dan hutan yang berdekatan dengan sumber air menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan oleh warga sekitar. Hal ini perlu menjadi perhatian agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Pertolongan Warga dan Penangkapan Babi Hutan
Setelah diserang, Siyani langsung berteriak meminta pertolongan. Warga sekitar yang mendengar teriakan tersebut segera berdatangan untuk memberikan bantuan.
Namun, babi hutan tersebut juga menyerang warga yang mencoba menolong. Sofi bahkan ikut membantu memegang babi hutan tersebut hingga tangannya tergigit.
Siyani sendiri mengalami luka di paha dan kaki akibat serangan tersebut. Keduanya kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Nasib Babi Hutan dan Imbauan Keamanan
Setelah berhasil ditangkap, babi hutan tersebut akhirnya dibunuh oleh warga. Hewan tersebut memiliki panjang badan sekitar 1 meter dan tinggi 50 sentimeter.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya satwa liar di sekitar pemukiman. Warga diimbau untuk lebih berhati-hati, terutama saat berada di dekat hutan atau area yang berpotensi menjadi habitat satwa liar.
Pentingnya koordinasi antara warga dan pihak berwenang untuk mengantisipasi dan menangani potensi konflik satwa liar juga perlu diperhatikan. Pembentukan sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat mengenai cara menghadapi satwa liar dapat menjadi langkah pencegahan yang efektif.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat sekitar dan dapat menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dalam upaya menjaga keamanan dan keselamatan warganya.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem agar konflik antara manusia dan satwa liar dapat diminimalisir. Perlindungan habitat satwa liar dan pengelolaan lahan yang terintegrasi dapat menjadi solusi jangka panjang.