Sirkuit Internasional Chang di Buriram, Thailand, yang selama ini menjadi tuan rumah MotoGP, dikabarkan akan kehilangan posisinya setelah musim 2026. Pengumuman ini memicu beragam reaksi, terutama di kalangan penggemar MotoGP di Thailand.
Ketua Sirkuit Internasional Chang, Newin Chidchob, menyatakan bahwa pemerintah Thailand telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak penyelenggaraan MotoGP. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat popularitas MotoGP di Thailand yang sangat tinggi. Setiap tahunnya, tiket selalu terjual habis, dan gelaran tahun 2025 saja menarik 223.634 penonton, dengan 99.778 penonton hadir pada hari Minggu.
Newin mengungkapkan penyesalannya atas keputusan ini, terutama karena investasi yang cukup besar yang telah dilakukan. Pemerintah Thailand menginvestasikan 500 juta baht per tahun, sementara sponsor swasta menyumbang 300 juta baht. Acara ini menghasilkan pendapatan 5 miliar baht untuk negara, sehingga keputusan ini dianggap merugikan secara ekonomi.
Alasan Dibalik Keputusan Pemerintah Thailand
Meskipun pemerintah belum secara resmi memberikan pernyataan resmi dan rinci, beberapa spekulasi beredar terkait keputusan ini. Newin sendiri menyebutkan bahwa Thailand lebih tertarik untuk menjadi tuan rumah balapan Formula 1. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran prioritas dalam kebijakan olahraga pemerintah Thailand.
Namun, Gubernur Otoritas Olahraga Thailand, Kongsak Yodmanee, menyatakan bahwa negosiasi dengan Dorna Sports (penyelenggara MotoGP) masih berlangsung. Artinya, masih ada kemungkinan kontrak akan diperpanjang. Pernyataan ini menimbulkan sedikit harapan bagi para penggemar MotoGP di Thailand.
Perlu dicatat bahwa keputusan ini masih belum final. Ketidakpastian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan MotoGP di Thailand, dan dampaknya terhadap pembalap Thailand, Somkiat Chantra, yang kini berkompetisi di kelas MotoGP bersama tim LCR Honda.
Dampak Penghentian MotoGP di Buriram
Penghentian MotoGP di Buriram akan berdampak besar pada beberapa sektor. Secara ekonomi, pendapatan negara dari sektor pariwisata dan hiburan akan berkurang. Selain itu, popularitas olahraga motor di Thailand juga berpotensi menurun.
Bagi Somkiat Chantra, kehilangan sirkuit kandang akan menjadi pukulan yang cukup berarti. Dukungan penonton dan atmosfer balap di sirkuit Buriram pasti akan sangat berpengaruh terhadap performa seorang pembalap.
Kehilangan MotoGP juga akan menjadi kerugian bagi Dorna Sports, mengingat popularitas dan kesuksesan penyelenggaraan MotoGP di Thailand selama beberapa tahun terakhir. Mereka tentu akan mencari alternatif sirkuit lain di Asia Tenggara untuk mengisi kekosongan ini.
Alternatif dan Prospek Ke Depan
Meskipun keputusan untuk menghentikan MotoGP di Buriram masih belum pasti, ada beberapa skenario yang mungkin terjadi. Pertama, negosiasi antara pemerintah Thailand dan Dorna Sports berhasil mencapai kesepakatan dan MotoGP tetap berlangsung di Buriram.
Kedua, pemerintah Thailand tetap pada keputusannya dan MotoGP benar-benar meninggalkan Buriram. Dalam skenario ini, Dorna Sports akan mencari sirkuit alternatif di Asia Tenggara, atau bahkan mungkin di negara lain.
Ketiga, Thailand tetap mempertahankan MotoGP tetapi akan diadakan di sirkuit lain. Ini mungkin terjadi jika pemerintah ingin tetap mempertahankan balapan tersebut tetapi ingin menggunakan sirkuit yang berbeda dengan fasilitas yang lebih baik, atau karena alasan infrastruktur.
Masa depan MotoGP di Thailand masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti, keputusan ini akan berdampak signifikan bagi berbagai pihak, baik dari segi ekonomi, olahraga, maupun pariwisata.
