Tragedi menimpa sebuah keluarga di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Tiga mayat ditemukan hanyut di tiga saluran irigasi yang berbeda. Ketiga korban yang ditemukan adalah seorang ibu dan dua anaknya.
Penemuan mayat ini menggemparkan warga Sidrap. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap langsung turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.
Identitas Korban dan Kondisi Penemuan
Berdasarkan informasi dari Kalaksa BPBD Sidrap, Sudarmin, korban terdiri dari seorang ibu berusia 20-an tahun dan dua anak laki-laki berusia 4 tahun dan 1 tahun. Ketiganya ditemukan di lokasi yang berbeda-beda, namun semuanya di saluran irigasi.
Kondisi mayat ibu menunjukkan adanya luka memar di bibir dan satu giginya copot. Namun, penyebab pasti luka tersebut masih belum dapat dipastikan, apakah akibat benturan atau hal lainnya.
Suami Korban Bekerja di Pabrik Beras
Suami korban diketahui bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik beras di Sidrap. Pihak pemilik pabrik telah mengkonfirmasi bahwa korban merupakan keluarga dari salah satu pekerjanya.
Namun hingga saat ini, pihak BPBD belum berhasil mendapatkan keterangan dari suami korban terkait kronologi kejadian. Penyebab ketiga korban hanyut di irigasi masih menjadi misteri.
Penyelidikan Kasus dan Langkah Selanjutnya
BPBD Sidrap masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian dan kronologi kejadian ini. Informasi lebih lanjut akan diumumkan setelah proses penyelidikan selesai.
Polisi juga telah dilibatkan dalam penyelidikan kasus ini guna memastikan penyebab kematian dan menuntaskan misteri di balik tragedi yang menimpa keluarga tersebut. Otopsi akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian ketiga korban.
Kejadian ini menjadi duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Sidrap. Semoga pihak berwajib dapat segera mengungkap kebenaran di balik peristiwa ini.
Selain penyelidikan pihak berwajib, BPBD Sidrap juga akan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keselamatan di sekitar saluran irigasi, terutama bagi anak-anak. Hal ini diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan orangtua terhadap anak-anak, terutama di sekitar lokasi yang berpotensi bahaya. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua.