Pemerintah Indonesia mendorong Wuling untuk memproduksi mobil listrik tujuh penumpang dengan harga terjangkau, sekitar Rp300 jutaan. Hal ini disampaikan langsung oleh Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, dalam perayaan delapan tahun Wuling di Indonesia.
Rachmat menekankan bahwa pasar Indonesia memiliki preferensi yang kuat terhadap kendaraan keluarga berkapasitas besar. “Indonesia adalah pasar seven seater,” tegasnya. Ia melihat mobil tujuh penumpang bukan sekadar keinginan, melainkan kebutuhan mayoritas konsumen di Indonesia.
Oleh karena itu, Rachmat mendorong Wuling untuk segera menghadirkan mobil listrik tujuh penumpang dengan harga yang kompetitif, yaitu berkisar antara Rp300 juta hingga Rp700 jutaan. Rentang harga ini dianggapnya relevan dengan daya beli masyarakat Indonesia dan mencerminkan tren penjualan mobil terlaris di Tanah Air.
Meskipun Wuling telah berhasil memasuki pasar mobil listrik dengan model Air EV dan Binguo EV, keduanya masih berkapasitas lima penumpang. Rachmat mengapresiasi langkah Wuling tersebut, mengingat segmen mobil listrik ringkas memiliki prospek yang menjanjikan. Namun, ia berharap Wuling dapat memperluas portofolio produknya dengan memenuhi kebutuhan pasar akan mobil listrik tujuh penumpang.
Potensi Xingguang 730 di Pasar Indonesia
Munculnya desakan pemerintah ini menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan Wuling akan memasarkan Xingguang 730 di Indonesia. Mobil ini merupakan MPV tujuh penumpang yang telah diluncurkan SGMW (SAIC-GM-Wuling) di Tiongkok pada 22 Juni 2024. Xingguang 730 tersedia dalam tiga varian: kendaraan listrik murni (BEV), bensin (ICE), dan plug-in hybrid (PHEV).
Varian BEV Xingguang 730 memiliki motor listrik TZ180XS2A0 dengan tenaga 100kW (sekitar 134dk), baterai lithium iron phosphate, dan kecepatan maksimum 160 km/jam. Spesifikasi ini cukup menarik untuk dipertimbangkan sebagai alternatif mobil listrik tujuh penumpang di Indonesia.
Analisis Pasar dan Tantangan
Kehadiran mobil listrik tujuh penumpang dengan harga terjangkau akan menjadi gebrakan signifikan di pasar otomotif Indonesia. Hal ini akan mendorong adopsi kendaraan listrik di kalangan keluarga Indonesia yang lebih luas. Namun, Wuling perlu mempertimbangkan beberapa tantangan, seperti infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas dan harga baterai yang masih relatif tinggi.
Selain itu, Wuling juga perlu melakukan penyesuaian terhadap fitur dan spesifikasi Xingguang 730 agar sesuai dengan preferensi dan kebutuhan konsumen Indonesia. Penelitian pasar yang lebih mendalam diperlukan untuk memastikan kesuksesan produk ini.
Kesimpulan
Desakan pemerintah kepada Wuling untuk menghadirkan mobil listrik tujuh penumpang dengan harga terjangkau menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong elektrifikasi sektor transportasi di Indonesia. Kehadiran Xingguang 730 memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan tersebut, namun kesuksesannya bergantung pada strategi pemasaran dan penyesuaian produk yang tepat.